Produksi Daging Sapi dan Kerbau Dalam Negeri Masih 459 Ribu Ton Padahal Konsumsi Nasional 819 Ribu Ton

Avatar photo

- Pewarta

Jumat, 24 Mei 2024 - 17:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peternakan dan perkebunan Bona-Munsö di Stockholm, Swedia. (Dok.Tim Komunikaai Bapanas).

Peternakan dan perkebunan Bona-Munsö di Stockholm, Swedia. (Dok.Tim Komunikaai Bapanas).

MEDIAAGRI.COM – Penguatan stok pangan nasional berbasis produksi dalam negeri di sektor peternakan, harus didorong bersama melalui berbagai upaya.

Pada komoditas daging sapi dan kerbau, kebutuhan konsumsi nasional mencapai 819 ribu ton.

Sebagaimana dillansir dari proyeksi neraca pangan nasional tahun 2024 yang disusun Badan Pangan Nasional (Bapanas),

Sementara perkiraan produksi dalam negeri masih di angka 459 ribu ton, sehingga masih diperlukan tambahan pasokan dari pengadaan negara mitra.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi saat bersama Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan di Stockholm, Swedia

Mereka berkunjung ke area peternakan dan perkebunan Bona-Munsö pada Senin (20/5/2024) waktu setempat.

Menurut Arief, sistem peternakan yang terbangun di area tersebut menarik untuk dipelajari dan diterapkan di Indonesia.

“Ini menarik untuk dilihat sebagai  pembelajaran, sehingga dapat kita implementasikan.”

“Diperlukan adanya solusi yang based on research agar sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.”

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

“Juga, hasil research yang sudah ada harus didukung implementasinya oleh pemerintah.”

” Tentu dalam satu semangat untuk menguatkan ketahanan pangan nasional,” ujarnya.

Area peternakan dan perkebunan ini terletak di Bona Munso, sebelah utara Swedia dan telah dikelola selama berabad-abad sejak dari zaman Viking, nenek moyang bangsa Swedia.

Lahan seluas 800 hektar ini kini merupakan tempat pembiakan 400 ekor sapi potong yang diternak secara ‘free ranch’ atau peternakan bebas.

Dimana ternak tidak dikandangkan, tetapi dilepas liarkan di padang rumput.

“Meskipun menghadapi banyak tantangan seperti efisiensi, iklim, dan tenaga kerja, namun sistem ini dapat menghasilkan daging sapi yang lebih berkualitas.”

“Serta lebih sustainable dibandingkan dengan ternak konvensional,” ungkap Adam Reuterskiöld, salah satu perwakilan Swedish Parliament yang turut membersamai dalam kunjungan ini.

Di lahan yang sama juga terdapat produksi susu sapi, rumput untuk pakan sapi, dan barley (jelai) yang merupakan salah satu makanan pokok warga Swedia.

Kepala Bapanas menyampaikan dukungannya agar Indonesia juga memulai menerapkan sistem peternakan serupa.

“Seperti yang dijelaskan, bahwa 70 persen petani Swedia sebenarnya masih menggunakan pupuk kimia, tapi saat ini sudah mulai shifting menjadi organik.”

“Ini merupakan masa depan pertanian. Jadi saya mendukung Indonesia, melalui Kementerian Pertanian juga memulai gerakan ini,” kata Arief.

“Kuncinya pada kolaborasi antarsektor terutama pemerintah, akademisi, dan private sector, khususnya asosiasi petani dan peternak dalam rangka mewujudkan cita-cita ini.”

“Sebagaimana arahan Bapak Presiden Joko Widodo, ekosistem pangan nasional itu harus terintegrasi dari hulu sampai hilir.”

“Sehingga keterlibatan seluruh pihak untuk berkolaborasi terus kita gencarkan. Ayo dukung pengembangan peternakan dalam negeri kita,” pungkasnya.***

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

Berita Terkait

Inilah 3 Syarat yang Diajukan oleh Indonesia untuk Argentina Terkait dengan Kerja Sama Komoditas Daging
Indonesia Cetak Rekor Produksi di Tengah Harga Beras Dunia Anjlok: Thailand, Vietnam, dan Kamboja Ketar-ketir
Demi Kurangi Ketergantungan Impor Pangan, Wamentan Sudaryono Sambangi Riset Pertanian Terbaik Dunia
5 Terobosan Jadi Catatan, Presiden Prabowo Subianto Tunjukkan Keberhasilan Nyata di Bidang Pertanian
Terkait Peningkatan Produksi dan Serapan Beras Nasional, Presiden Prabowo Terima Laporan Mentan Amran
HPP Gabah Kering Panen Sudah Diputuskan, Kini Bapanas Berembuk Bahas HPP Gabah Kering Giling
Ujung Tombak Capai Swasembada Pangan, Duet Kompak Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono
Kementan Dorong Investasi Susu Melalui Kerja Sama dengan Al-Ain Farms dari Persatuan Emirat Arab
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 15 Mei 2025 - 11:35 WIB

Inilah 3 Syarat yang Diajukan oleh Indonesia untuk Argentina Terkait dengan Kerja Sama Komoditas Daging

Sabtu, 10 Mei 2025 - 07:25 WIB

Indonesia Cetak Rekor Produksi di Tengah Harga Beras Dunia Anjlok: Thailand, Vietnam, dan Kamboja Ketar-ketir

Sabtu, 3 Mei 2025 - 09:29 WIB

Demi Kurangi Ketergantungan Impor Pangan, Wamentan Sudaryono Sambangi Riset Pertanian Terbaik Dunia

Jumat, 2 Mei 2025 - 09:49 WIB

5 Terobosan Jadi Catatan, Presiden Prabowo Subianto Tunjukkan Keberhasilan Nyata di Bidang Pertanian

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:14 WIB

Terkait Peningkatan Produksi dan Serapan Beras Nasional, Presiden Prabowo Terima Laporan Mentan Amran

Berita Terbaru