HALOAGRO.COM – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan saat ini pihaknya sudah menyiapkan industri biofuel.
Untuk mendukung program B50 yang diusung oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Amran mengatakan pemerintah Indonesia telah mempersiapkan industri biofuel untuk mendukung program B50.
Hal ini merupakan inisiatif untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati hingga 50 persen dari total konsumsi bahan bakar solar.
Baca Juga:
Menko Pangan Zulkifli Hasan Tegaskan Target Pencapaian Swasembada Pangan Maju Jadi Tahun 2027
Program Pemerintahan Prabowo Subianto Makan Bergizi Gratis akan Tingkatkan Bisnis Peternakan
“Upaya persiapan tersebut telah dilakukan sejak sekarang, dengan menyiapkan perusahaan yang akan berperan penting.”
“Dalam mencapai target B50 yang diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto,” ujarnya.
“Sekarang perusahaannya sudah siap. Kita siapkan dari sekarang perusahaan yang nantinya seperti arahan Bapak Presiden (Joko Widodo)”
“Dan presiden terpilih (Prabowo Subianto) itu kita capai B50 ke depan,” kata Amran di Jakarta, Jumat (19/7/2024).
Baca Juga:
Cari Solusi Bersama untuk Tantangan Global, Pabowo Subianto dan Pemimpin 4 Negara MIKTA Bersepakat
Pemerintah Beber Alasan Pungutan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Sebesar 7,5 Persen akan Ditinjau Ulang
Pulihkan Hutan Bekas Tambang, Kelompok Tani Selamatkan Lingkungan Bersama BRI Menanam – Grow & Green
Namun, mengenai detail terkait lokasi dan daerah industri yang telah disiapkan untuk mendukung program tersebut tidak dijelaskan secara rinci oleh Amran.
Program B50 Kurangi Ketergantungan Terhadap Impor Solar
Dia menjelaskan program B50 bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia.
Terhadap impor solar dengan menggantikannya dengan biofuel yang berasal dari minyak sawit mentah (CPO).
Saat ini, kata Amran, produksi biofuel Indonesia mencapai 46 juta ton per tahun, dengan sekitar 26 juta ton diekspor ke pasar global.
Baca Juga:
Kemenkeu Tarik Utang Rp438,1 Triliun, INDEF: Salurkan untuk Belanja Produktif agar Dukung Ekonomi
Kenaikan PPN Disebut Muhammadiyah Kontraproduktif dan Tak Sensitif Terhadap Dinamika Dunia Usaha
Sementara itu, negara masih mengimpor sekitar 5,3 juta ton solar setiap tahunnya.
“Kalau biofuel sekarang ini produksi kita 46 juta. Kita ekspor 26 juta. Kalau kita konversi lagi karena kita impor 5,3 juta ton solar, itu artinya apa?”
“Nanti harga CPO dunia naik ujungnya adalah dinikmati petani Indonesia,” ujarnya.
Mentan mengungkapkan harapannya bahwa implementasi program B50 nanti tidak hanya mengurangi ketergantungan impor solar.
Pasokan Crude Palm Oil di Indonesia Aman dan Tidak akan Terganggu
Tetapi juga dapat meningkatkan harga CPO (Crude Palm Oil) di pasar internasional.
Menurut dia, hal ini dianggap sebagai langkah yang menguntungkan bagi para petani di Indonesia.
Sebagai produsen terbesar CPO dunia dengan pangsa pasar mencapai 58 – 60 persen.
Selain itu, Mentan juga menyoroti potensi Indonesia sebagai penyedia utama bahan baku CPO global.
Menurutnya, kebijakan ini diyakini tidak akan menimbulkan masalah yang berarti, seiring dengan pasokan CPO di Indonesia aman dan tidak akan terganggu.
“Kita tahu, sumber bahan baku kita untuk CPO terbesar dunia. Kita punya 58 persen bahkan 60 persen untuk CPO.”
“Nanti kalau itu saya kira tidak ada masalah, Insya Allah aman,” kata Amran.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoekbis.com dan Harianinvestor.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media 062.live dan Apakabarjateng.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.