HALOAGRO.COM – Jika Indonesia terus mengandalkan Pulau Jawa untuk urusan pertanian, maka upaya mewujudkan swasembada gula atau beras tidak akan tercapai.
Indonesia sulit mencapai swasembada pangan jika hanya bertumpu pada pengembangan pertanian di Pulau Jawa, karena menurut dia sudah tak tersedia lagi lahan.
Lahan yang ada di Pulau Kalimantan dan Papua menjadi masa depan pertanian Indonesia untuk mewujudkan swasembada pangan.
Masa depan pertanian Indonesia berada di Kalimantan dan Papua, kedua pulau tersebut bisa dibuat mekanisasi untuk padi atau jagung.
Baca Juga:
Kejar Swasembada Pangan, Provinsi NTT Targetkan Pertanaman Sekitar 188.000 Hektare Lahan di 2025
Kasus Importasi Gula, Kejagung Ungkap Peran tersangka ASB Selaku Direktur Utama PT Kebun Tebu Mas
Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan hal itu saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (8/7/2024).
“Kita punya masa depan, ini yang saya sampaikan kepada Pak Prabowo (Presiden terpilih 2024-2029) dan juga Pak Jokowi (Presiden RI).”
“Masa depan kita di Kalimantan dan di Papua. Yang besar tanahnya. Kita bisa bikin mekanisasi jagung, tebu, atau beras,” kata Mendag
“Pertanian kita, katakan Jawa, kita mau sampai ke mana? Mau swasembada gula itu kapan? Kau swasembada beras itu kapan?”
Baca Juga:
Mentan Andi Amran Sulaiman Jelaskan Soal Kondisi Pasokan Pangan Menjelang Ramadhan 1446 Hijriah
Wamentan Beber Alasan Bulog, Pengusaha Lokal dan Penggiling Padi Harus Beli Gabah Petani Rp6.500/Kg
“Tanahnya nggak ada, yang ada berubah jadi pabrik, berubah jadi perumahan.”
“Jadi kalau kita bermimpi swasembada gula, swasembada beras segala macam di Jawa, nggak mungkin, menurut saya ya. Mustahil dengan teknologi apapun,” ucap Mendag.
Menurut Zukifli, selama Indonesia masih mengandalkan pertanian di Pulau Jawa, maka harga pangan di Indonesia akan terus naik.
Bahkan, akibatnya kurangnya lahan pertanian yang disebabkan alih fungsi lahan khususnya di Jawa, maka tentunya berimbas pada menurunnya produktivitas .
Baca Juga:
Sehingga Indonesia harus bergantung pada impor, yang berujung RI harus mengikuti perkembangan harga global.
Mendag pun mencontohkan ketika India melarang ekspor beras, maka juga berdampak pada harga beras di dalam negeri yang ikut naik.
Oleh karena itu, Mendag memandang bahwa masa depan pertanian Indonesia berada pada Kalimantan dan Papua.
Mendag mengaku sudah menyampaikan hal tersebut kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto.
“Jadi, memang masa depan kita dan Pak Presiden (terpilih) Prabowo juga setuju, masa depan kita ada di Papua dan Kalimantan.”
“Di situ kita bisa bikin mekanisasi. Mudah-mudahan lima tahun gula, beras bisa (swasembada) kalau kita serius dan didukung dari teman-teman DPR,” kata Zulkifli.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnisnews.com dan Harianinvestor.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Kilasnews.com dan Bantenekspres.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.