PANGANNEWS.COM – Seluruh pemerintah daerah (Pemda) untuk terus melakukan pemantauan terkait dengan perkembangan inflasi di wilayahnya masing-masing.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian Jakarta, Senin 13 Mei 2024.
Tito menyampaijan hal itu saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kemendagri.
Hingga saat ini pekembangan inflasi Indonesia pada April 2024 secara year on year (YoY) sebesar 3,00 persen.
Baca Juga:
Wamentan Sudaryono Ungkap Janji Presiden Prabowo Subianto Soal Penyaluran Pupuk Subsidi ke Petani
Komoditas Susu Diusulkan Masuk dalam Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, Ini Alasan Menperin
Bulog Jadi Badan Otonom Langsung di Bawah Presiden Prabowo Subianto, Tingkatkan Stabilisasi Pangan
Data tersebut diperoleh berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
“Inflasi Indonesia yaitu di angka 3 persen YoY dan ini turun dari 3,05 persen tahun ke tahun pada periode yang sama April 2023 dan 2024, 3 persen.”
Baca artikel lainnya di sini : Banjir Lahar Dingin Kiriman Gunung Marapi, Sumatera Barat Akibatkan Total Korban Meninggal 37 Orang
“Kemudian yang menarik adalah inflasi dari bulan ke bulan, dari bulan Maret ke April itu terjadi penurunan yang sangat signifikan dari 0,52 persen ke angka 0,25 persen,” ucap Tito.
Baca Juga:
Pada kesempatan tersebut, Mendagri menyampaikan bahwa inflasi pada periode ini kontribusi komoditas makanan, minuman, dan tembakau.
Baca artikel lainnya di sini : Olahraga Dapat Pertahankan Fungsi Sel Saraf Retina, Terungkap dalam Sebuah Hasil Studi Terbaru
Mengalami penurunan minus 0,03 persen. Komoditas tersebut sebelumnya sering memberikan kontribusi tertinggi terhadap inflasi.
Tito juga menjelaskan bahwa pada periode kali ini, kontribusi tertinggi terhadap inflasi yaitu sektor transportasi.
Baca Juga:
Andi Amran Sulaiman Janji akan Mundur dari Jabatan Mentan Jika Gagal Berantas Mafia Impor Pangan
Prabowo Subianto Hapus Utang Macet Petani Nelayan UMKM, Tegaskan Keberpihakan Pemerintah
Terutama transportasi udara yang menyumbang angka inflasi 0,93 persen.
Kondisi ini disebabkan adanya arus balik yang cukup besar pada bulan April.
“Di situlah kita minta kepada Kemenhub khususnya Ditjen Perhubungan Udara untuk koordinasi dengan seluruh airlines.”
“Supaya ketika jumlah penumpang tinggi, loading factor passenger-nya tinggi jangan mengambil harga acuan pemerintah tertinggi, itu akan berdampak inflasi.”
“Dan ini terbukti kita lihat sektor transportasi menyumbang 0,93 persen, tertinggi dari 0,25 persen,” jelasnya.
Di sisi lain, menurut Mendagri angka 3,00 persen menandakan inflasi relatif terkendali dan masih berada pada rentang target pemerintah pusat.
Yaitu sebesar 2,5 persen plus minus satu persen, yakni 1,50 persen terendah dan 3,50 persen tertinggi.
Namun, angka ini tidak menggambarkan semua daerah, karena masih ada Pemda yang angka inflasinya di atas 7 persen.
“Ini yang tinggi sekali seperti Minahasa Selatan 7,56 persen, kita memiliki data lengkap semua daerah, Minahasa Utara 7,46 persen.”
“Toli Toli 7,21 persen, Nabire 6,38 persen, ini tinggi kalau di atas 6 persen 7 persen ini sudah tinggi sekali.”
“Artinya apa? Ini daerah-daerah ini masyarakatnya sudah susah, kita tidak bisa mengambil patokan gembira dengan angka 3 persen nasional,” ungkapnya.
Mendagri mengingatkan Pemda agar terus memonitor inflasi. Apalagi pemerintah telah merumuskan 9 langkah yang perlu dikerjakan oleh daerah dalam rangka pengendalian inflasi.
Di antaranya, Pemda melakukan pemantauan harga, melakukan rapat teknis Tim Pengendali Inflasi Daerah.
Menjaga pasokan bahan pokok barang penting, melakukan gerakan tanam, melaksanakan pasar murah dan sidak pasar.
Hingga memberikan bantuan transportasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Bapak Presiden memerintahkan kepada kita untuk terus monitor dan dilaksanakan terus acara seperti ini, dan acara seperti ini banyak diapresiasi.”
“Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu.”
“Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi,” tandasnya.***
Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Businesstoday.id dan Infoesdm.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media ekonomi & bisnis lainnya, dapat menghubungi Rilisbisnis.com.
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.