MEDIAAGRI.COM ‐ Perum Bulog optimistis bisa menyerap lebih dari 900 ribu ton setara beras pada tahun ini.
Saai ini Bulog melakukan penyerapan beras lokal mencapai 700 ribu ton setara beras.
Telah melebihi dari yang ditargetkan pemerintah sebanyak 600 ribu ton pada semester 1 di tahun 2024.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan hal tersebut dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (15/6/2024).
Baca Juga:
Menko Pangan Zulkifli Hasan Tegaskan Target Pencapaian Swasembada Pangan Maju Jadi Tahun 2027
Program Pemerintahan Prabowo Subianto Makan Bergizi Gratis akan Tingkatkan Bisnis Peternakan
“Saat ini kami telah menyerap kurang lebih 700 ribu ton, lebih dari target yang telah ditugaskan oleh pemerintah sebesar 600 ribu ton.”
“Impor hanya dilakukan bila perlu, melihat neraca beras yang ada,” ujar Bayu Krisnamurthi.
Ia juga menyebutkan bahwa saat ini cadangan beras pemerintah (CBP) yang dimiliki oleh Perum Bulog sebanyak 1,8 juta ton.
Dari jumlah tersebut sebanyak 30 persen berasal dari stok dalam negeri.
Baca Juga:
Cari Solusi Bersama untuk Tantangan Global, Pabowo Subianto dan Pemimpin 4 Negara MIKTA Bersepakat
Pemerintah Beber Alasan Pungutan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Sebesar 7,5 Persen akan Ditinjau Ulang
Pulihkan Hutan Bekas Tambang, Kelompok Tani Selamatkan Lingkungan Bersama BRI Menanam – Grow & Green
“Hal ini tentunya merupakan suatu pencapaian tersendiri, mengingat masa pengadaan dalam negeri yang singkat dikarenakan masa panen padi yang pendek sekitar dua sampai tiga bulan,” jelas Bayu.
Strategi Bulog Serap Gabah Petani
Untuk bisa menyerap gabah dalam negeri secara maksimal, lanjut Bayu pengadaan Perum Bulog memiliki beberapa mekanisme di antaranya pertama adalah membeli gabah dan menunggu di gudang.
“Hal ini hanya bisa dilakukan di 10 sentra penggilingan padi yang dimiliki Perum Bulog di mana kami bisa menyerap gabah dalam jumlah yang cukup banyak,” jelasnya.
Kedua, membeli gabah dengan cara menjemput ke petani. Kemudian, mekanisme ketiga adalah membeli beras asalan dari penggilingan-penggilingan padi kecil yang dibeli dan diolah sehingga menghasilkan beras sesuai kemauan pasar.
Baca Juga:
Kemenkeu Tarik Utang Rp438,1 Triliun, INDEF: Salurkan untuk Belanja Produktif agar Dukung Ekonomi
Kenaikan PPN Disebut Muhammadiyah Kontraproduktif dan Tak Sensitif Terhadap Dinamika Dunia Usaha
Lebih lanjut Bayu mengatakan bahwa meskipun penyerapan gabah dalam negeri sudah optimal, namun persoalan serius terdapat pada proses produksi.
Dunia Dihantui Krisis Pangan
“Jumlah penduduk bertambah menurut deret ukur, sedangkan produksi pangan bertambah menurut deret hitung.”
“Teori yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, saat ini seakan makin nyata dengan berbagai negara di dunia mulai dihantui oleh krisis pangan,” tuturnya.
Selain jumlah populasi penduduk yang terus meningkat, lanjut Bayu, krisis iklim, pembatasan ekspor dan kondisi geopolitik, membuat banyak negara harus berkutat dengan persoalan ketahanan pangan.
“Menjawab tantangan, Perum Bulog kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas pangan nasional,” jelasnya.
Perum Bulog yang saat ini memiliki fungsi sebagai operator pelaksana kebijakan distribusi pangan yang diregulasi oleh pemerintah, kata Bayu.
Tingkatkan Produktivitas Petani
Hal demikian tentunya mengalami tantangan tersendiri dalam menuntaskan persoalan ketahanan pangan.
Karena persoalan ketahanan pangan harus dibahas secara utuh dari hulu ke hilir, termasuk dari proses produksi, distribusi sampai konsumsi.
“Perum Bulog hanya bisa menyerap gabah, bila produksinya ada. Kami berkomitmen untuk terus memprioritaskan penyerapan gabah dalam negeri,” katanya.
Ia menambahkan, Perum Bulog mulai masuk ke ranah hulu dengan memiliki program bernama Mitra Tani.
Program tersebut untuk membantu peningkatan produktivitas pertanian petani.
“KPI (Key Performance Indicator) kami adalah meningkatkan produktivitas petani melalui program ini, bukan semata-mata hanya untuk bisa mendapatkan beras.”
“Kalau petani bisa meningkatkan produktivitasnya, maka secara makro ada peningkatan produksi beras.”
“Saat ini sudah ada 250 hektare lahan yang dikelola dalam program ini,” Bayu menerangkan.
Selain itu, Perum Bulog terus berupaya menjaga stabilitas pangan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.
Sesuai dengan salah satu visi transformasi yang sedang dilakukan oleh Perum BUMN di bidang pangan tersebut.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Duniaenergi.com dan Emitentv.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Lingkarin.com dan Apakabarjabar.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.