PANGANNEWS.COM – Serangan Israel ke kedutaan Iran di Damaskus dan juga terhadap retaliasi yang dilakukan Iran.
Telah mengakibatkan terjadinya terjadi lonjakan harga minyak, nilai tukar dan indeks harga saham global mengalami pelemahan.
Menghadapi eskalasi geopolitik tersebut Indonesia mempersiapksn mitigasi untuk mengantisipasi masalsh ekonomi.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan hal itu usai menghadiri rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Baca Juga:
Wamentan Sudaryono Ungkap Janji Presiden Prabowo Subianto Soal Penyaluran Pupuk Subsidi ke Petani
Komoditas Susu Diusulkan Masuk dalam Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, Ini Alasan Menperin
Bulog Jadi Badan Otonom Langsung di Bawah Presiden Prabowo Subianto, Tingkatkan Stabilisasi Pangan
“Dari segi pasar keuangan, dolar indeks mengalami penguatan di tengah rilis data ekonomi Amerika yang menunjukkan penguatan,” katanya.
Mitigasi yang kini dilakukan adalah menjaga aset investasi yang aman di saat kondisi ekonomi dunia terguncang oleh geopolitik.
Baca artikel lainnya di sini : Indonesia Desak PBB Segera Ciptakan Perdamaian di Timur Tengah, Eskalasi Ketegangan Iran – Israel Meningkat
“Tentu yang harus kita mitigasi adalah beralihnya aset ke safe haven, dalam hal ini US dolar, emas, nikel, yang juga mengalami kenaikan,” kata Airlangga.
Baca Juga:
“Tapi Indonesia dibandingkan peer countries relatif masih dalam situasi aman dan tentu kita perlu melakukan beberapa kebijakan,” ujarnya.
Baca artikel lainnya di sini : Dampak Eskalasi Konflik Iran – Israel di Timur Tengah, Harga Minyak Dapat Tembus 100 Dolar AS per Barel
Airlangga pun menyebut kebijakan fiskal dan moneter akan dilakukan demgan menjaga stabilitas nilai tukar.
“Menjaga APBN dan memonitor kenaikan logistik dan kenaikan harga minyak,” kata Airlangga.
Baca Juga:
Andi Amran Sulaiman Janji akan Mundur dari Jabatan Mentan Jika Gagal Berantas Mafia Impor Pangan
Prabowo Subianto Hapus Utang Macet Petani Nelayan UMKM, Tegaskan Keberpihakan Pemerintah
Ia mengatakan Selat Hormuz dan Laut Merah menjadi simpul penting ekspedisi minyak global yang membutuhkan mitigasi atas dampak konflik di Timur Tengah terhadap peningkatan biaya angkut atau freight cost sektor pelayaran.
“Dari segi ekonomi, Laut Merah dan Selat Hormuz menjadi penting karena Selat Hormuz itu ada 33 ribu kapal minyak dan Laut Merah sekitar 27 ribu,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Airlangga menilai fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cukup kuat dengan pertumbuhan 5 persen dan inflasi terkendali.
Menurut Airlangga, neraca perdagangan Indonesia juga masih surplus dengan cadangan devisa mencapai 136 miliar dolar AS.***
Artikel di atas, sudah dìterbitkan di portal berita nasional ekonomi & bisnis Infoekbis.com
Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Harianinvestor.com dan Jakartaoke.com
Pastikan juga download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.
Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media lainnya, dapat menghubungi Jasasiaranpers.com.
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.